dan di bawah ini arti kata demi kata dari hadits riwayat Ibnu 'Asakir tersebut
Rangkaian artinya :
" Paling beratnya manusia penyesalan di hari kiyamat adalah seorang sebenarnya memungkinkan baginya mencari ilmu (mengkaji ilmu agama) di dunia tetapi dia tidak mencarinya, dan seorang yang mengajarkan ilmu agama tetapi orang yang diajarkan mengambil manfaat (dengan mengamalkan) selain yang mengajarkan".
Ilmu pengetahuan adalah pembuka wawasan cakrawala seseorang. Dengannya manusia dapat mewujudkan aktualisasi diri, mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup.
Menurut terminologi (istilah dalam pemahaman) agama yang sudah terperikan dalam kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua menurut tujuannya. Yaitu ilmu pengetauan umum untuk tujuan keberhasilan di dunia, dan ilmu agama demi kesuksesan di kehidupan akhirat ( setelah kehancuran kehidupan dunia).
Seorang yang tidak memiliki atau minim ilmu pengetahuan umum maka hidupnya akan terbelakang. Karena untuk segala sisi kehidupan seperti dunia kerja, baik sektor formal maupun informal pasti dituntut suatu kecapakan khusus (skill) , sedangkan kecakapan adalah perwujudan praktek dari ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Sama halnya dengan urusan agama, bagi yang tidak memiliki pengetahuan ilmu yang memadai maka dapat dipastikan tidak dapat mengamalkan (pekerjaan untuk akhirat) perintah Sang Pencipta yang sudah di"paten"kan rapih dalam Kitab al-Quran.
Sesuai dengan matan (isi) hadits di atas, orang yang hidup di dunia sebenarnya ada kesempatan tetapi tidak mau menggunakan sebaik-baiknya untuk mengkaji al-Quran dan Hadist maka dipastikan bakal menyesal dengan seberat-beratnya menyesal di akhirat. Karena penyesalannya tidak akan lagi berarti apa-apa, sudah terlanjur di alam akhirat. Makin disesali makin menambah penderitaan.
Saudaraku, jaman sekarang dimana segala macam fasilitas sudah tersedia, berbagai sumber informasi makin melengkapi nafas kehidupan kita, rugi sekali rasanya sampai tidak dapat menyisakan waktu dan perhatian untuk perencanaan kehidupan setelah kematian.
Sedangkan golongan kedua yang bakal menanggung penyesalan yang sangat besar manakala seorang yang memiliki ilmu pengetahuan agama, dia mengajarkan kepada orang lain. Namun sayang ilmu agama yang diajarkan itu hanya berguna bagi yang diajarkan karena mau mengamalkan, sedangkan yang mengajarkan justru tidak mengamalkan sendiri.
Seabreg ijazah sebagai simbol banyaknya ilmu pengetahuan dunia, tentu saja pemiliknya tidak akan mendapatkan gaji manakala tidak mau bekerja mengaplikasikan ilmu pengetahuannya itu.
Demikian juga ilmu al-Quran dan Hadits , tidak cukup sebagai bahan bacaan pelengkap ritual peribadatan, namun perlu dan "wajib 'ain" bagi tip individu muslim mengerti maksudnya dan mengamalkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel Terkait | ۞ | |
| ۞ | Barang Berharga yang DIGRATISKAN |
|
|
|
2 comments:
1877 - أشد الناس حسرة يوم القيامة رجل أمكنه طلب العلم في الدنيا فلم يطلبه و رجل علم علما فانتفع به من سمعه منه دونه .
تخريج السيوطي
( ابن عساكر ) عن أنس .
تحقيق الألباني
( موضوع ) انظر حديث رقم : 866 في ضعيف الجامع .
Terimakasih masukan dari Anonim pada Kamis, 03 Februari 2011 22.24.00 GMT-08.00 , Untuk memperkuat hadits di atas dapat dilihat Kitab Suci al-Quran Surah al-Mulk (67): 10 " وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْنَعْقِلُ مَا كُنَّا فِى أَصْحَابَ الّسَاعِيْرٍ ....
Dan seandainya saya (dulu di dunia) mau mendengarkan atau berpikir maka kami tidan akan menjadi penghuni neraka sa'ir "
Ayat di atas menandaskan bahwa manusia yang saat di dunia terlena dengan berbagai aktivitas hingga pendengaran dan pikiran tidak dikerahkan untuk belajar mengkaji firman Alloh serta mengindahkan isinya, maka penyesalan nan tiada tiada berujung karena sudah berada di alam akhirat.
Post a Comment