Qola Rosulullohi SAW man akhdatsa fii amrina hadza ma laisa fi hi fahuwa roddun.
Bersabda Rosululloh SAW barangsiapa memperbaharui di dalam perkaraku ini pada apa-apa yang tdk ada dalam perkaraku (amalan ) orang itu ditolak.
Orang beribadah melaksanakan perintah Alloh SWT tentunya berharap apa yang dilakukan dapat diterima Alloh SWT dan berkenan memberi balasan yang sangat diharapkan.
Jika ada yang beribadah seolah-olah merasa ikhlas menurutnya tidak mengharapkan apa-apa, lillahi ta'ala, maka pengertian yang demikian tidaklah tepat. Karena Alloh SWT sendiri berfirman dalam QS.Ali Imron (3):133 " Dan bercepatlah kalian kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang lausnya langit dan bumi , disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa".
Dari ayat tersebut manusia diperintah , itu wa sari'u . fi'il amr jama'. Kata perintah untuk orang banyak.
Dengan mempunyai target amalan agar diterima dan dibalas surga di akhirat tentunya harus mengikuti aturan main yang sudah Alloh SWT tentukan di dalam kitabNya.
Jika apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan pesanan maka pemesan tidak segan-segan menolak pekerjaan Anda.
Saya ambil contoh seorang berprofesi sebagai tukang jahit dipesan setelan jas oleh calon pengantin lelaki. Supaya hasilnya tepat waktu dan persis dengan model keinginannya pemesanpun memberikan contoh gambar model terbaru. Bagi penjahit profesional tentunya tidak kesulitan membereskan pesanan sepeti itu.
Begitu semangatnya calon pengantin datang mengambil orderannya. Namun apa hendak dikata ternyata jaz yang selesai dibuat tidak sesuai pesanan. Penjahit ternyata punya pendapat sendiri. Ada tambahan vareasi sedikit menurut pendapatnya jas tersebut menjadi lebih trendi, keren. Meskipun sebenarnya juga ada tanmbahan dalam pengerjaannya.
Apa akibatnya ? Pemesan bukannya senang dan terimakasih namun kecewa yang mendalam. Dari hasil pekerjaan tukang jahit justru diomelin. Resikonya justru diminta membongkar dan diminta mengembalikan sesuai pesanan. Waktu makin mendesak untuk acara wedding party, sehingga penjahit juga merasa sangat menyesal karena menanggung resiko, harus kerja lembur dan dapat omelan tidak sedap. Terancam kehilangan pelanggan.
Mengambil I'tibar
Dari kasus ditolaknya penjahit oleh customer dapat diambil i'tibar atau gambaran.
Jika amalan ibadah manusia tidak sesuai dengan perintah dalam KItabillah wa Sunnati nabiyi maka kelak di akhirat tidak diterima oleh Alloh dan tidak mendapat balasan berupa kehidupan yang menyenangkan.
Kalau pekerjaan di dunia ditolak masih bisa diulangi. Tetapi ditolaknya amal di akhirat tidak dapat diulangi. Bagaimana mungkin karena waktu dunia sudah lewat. Waktu tidak dapat diputar ulang.
Lihat bagaimana menyesalnya orang di neraka minta kepada Alloh untuk dikembalikan ke dunia ingin menjadi orang iman, menjadi orang solih.
No comments:
Post a Comment