Monday, July 30, 2018

Metode Ekutubu

Metode Ekutubu sudah ditulis bukunya dengan judul lengkapnya

 " 3 Jam Mahir Makna Qur'an Hadits ala Ponpes dengan Metode Ekutubu ".

Penerbit Deepublish Yogyakarta , September 2017. ISBN 978-602-453-289-5. Penulis Hari Wuryanto, S Pd.

Jika masyarakat ingin cepat dapat membaca Alqur'an dengan mudah maka ada buku Metode Iqro'. Sedangkan untuk belajar memahami makna Al-qur'an dan Hadits kini ada Metode Ekutubu.

Metode Ekutubu diambil dari fi'il amr " uktubu " pada hadits riwayat Hakim dari Anas

 " اُكْتُبُ الْعِلْمَ قَبْلَ ذَهَبُ الْعُلَمَاء وَاِنَّمَا ذَهَبُ الْعِلْمِ بِمَوْتِ الْعُلَمَاء" 

Tulislah ilmu sebelum matinya ulama dan sesungguhnya hilang ilmu beserta matinya ulama.

Atas dasar kebutuhan masyarakat umum non pesantren untuk ikut merasakan nuansa pesantren di tiap-tiap rumah tangga muslim agar dapat mengikuti kajian dengan kaidah /ala pondok pesantren, maka munculah metode ini.

Langkah sederhana mempraktekkan Metode Ekutubu /ME (M3T) sebagai berikut :
  • Memiliki.

    Untuk dapat belajar mengkaji ilmu agama Islam secara serius, maka memiliki kitab sebagai pedangan , tidak dapat ditawar lagi. Kitab yang dimaksud tentu saja pedoman Islam yaitu Al-Qur'an dan Sunah (hadits). Kajian ini mengikuti kaidah belajar di pondok pesantren. Jadi memiliki kitabnya adalah fardhu 'ain. Bagaimana mungkin akan dapat menulis jika kitabnya saja tidak punya. Untuk memiliki silahkan menghubungi bagian admin atau asatidz. Bisa hub Hp.081393855313/087745580354 WA
  • Menulis.

    Menulis adalah amalan yang dijadikan icon metode ini. Uktub merupakan fi'il amr, kata kerja amaran/perintah. Tulislah. Belajar ilmu agama dengan menuliskan arti kata demi kata (artamita) merupakan system yang banyak memberikan dampak positif sangat besar dalam percepatan pemahaman ilmu yang diperoleh.
    Saking pentingnya "menulis menggunakan pena" , hingga dalam Alqur'an ada nama surat Qolam/pena. Sedangkan pada Surah Al-'alaq ayat 3 s/d 5 : " Bacalah demi tuhanmu yang maha mulia - yang mengajarkan kepada manusia dengan pena - mengajarkan manusia pada apa yang belum diketahui". Belajar dengan menulis sebagaimana firman Alloh Swt, akan mendapatkan hikmah yg belum pernah diketahui sebelumnya. Alloh Swt yang langsung memberikan hikmah ke dalam hati manusia yang Dia kehendaki. Dalilnya terdapat pada surah Albaqoroh (2);269 " Alloh memberikan hikmah (pengertian hukum dalm Qur'an dan Hadits) kepada orang yang dikehendaki, barang siapa yang diberi hikmah berarti diberikan kebaikan yang banyak". Menulis dengan pena, tintanya ditimbang sebagai amalan tersendiri kelak di hari kiyamat, HR.Ad-Dailami.
  • Memahami. 

    Sebaik dan setebal apapun buku atau kitab apa saja jika kita tidak paham isinya maka nyaris tidak ada gunanya. Umat yang dibebani kitab tetapi tidak paham dengan isinya disindir Alloh Swt pada surah Aljum'at (62);5.
    Gambarannya orang-orang yang dibebani kitab Taurot kemudian tidak dapat menjalaninya gambarannya adalah khimar yang memikul buku. (itulah) sejelek-jeleknya gambarannya oran-orang yang mendustakan ayat-ayat Alloh. Dan Alloh tidak menunjukkan hidayah kepada orang-orang yang dholim (menganiaya).
    Kita umat Islam diberi peninggalan dua pusaka kitab Qur'an dan Hadits oleh Rosulullohi Saw, maka kewajiban kita untuk memahami isinya. Mengerti apa yang terkandung tiap ayat dari Qur'an dan matan (isi) hadits. Saat kita belajar menerima kajian diharapkan serius, konsentrasi dan focus. Diperkuat dengan ditulis maka insyaAlloh akan memudahkan untuk  menderes/tadabur , mengkaji ulang memahami kandungan isinya.

  • Tadabur. 

    Setelah pada langkah pertama memiliki pegangan Kitab Quran dan Hadits sebagai bahan kajian dengan menuliskan arti kata demi kata, dan memahaminya dengan sungguh-sungguh maka langkah yang tidak kalah pentingnya adalah Tadabur. Surah An-nisa (3):82 " Apakah mereka tidak mentadaburi al-Qur'an ? seandainya Qur'an bukan dari selain Alloh maka niscaya mereka menjumpai banyak perselisihan di dalamnya" . Tadabur menurut ta'rif /devinisi yata'maluna ma'anihi wa yatabas-shoruna ma bihi , merenungkan maknanya dan melihat apa yang ada di dalamnya. Dengan melakukan tadabur secara berkelanjutan dari materi yang telah dikaji, maka seiring semakin banyaknya ilmu yang telah dipahami akan semakin jelas gambaran Islam secara utuh. Alloh Swt menyeru umatnya yang beriman untuk menetapi Islam secara kaffah, totalitas pada QS.al-Baqoroh (2)208 " Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian".


Dengan mempraktekkan ME (Metode Ekutubu) diharapkan masyarakat umum dapat mengikuti kajian dengan model pondok pesantren. Metode Ekutubu telah dipraktekkan dalam pembinaan umat di Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) Qurrota A'yun. Kelas Bacaan untuk usia PAUD hingga Kelas 6 SD. Sedangkan Kelas Makna untuk remaja hingga orang tua. Untuk Kelas Makna bergabung dengan Majelis Ta'lim Bina Istiqomah.

No comments:

BDIG (Belajar Islam Dengan Gambaran) #2 : Gagal Pensiun Akhirat

Hanya Ilustrasi  Penerima dana pensiunan setelah purna tugas kerja, sebagai posisi kenyamanan hidup bagi orang tua. Urusan kebutuhan sehari-...