Sampai yang bertanya keluar dari group hari ini Selasa 19 Februari 2019, saya belum respon khusus menjawab pertanyaan itu. Meski ada beberapa anggota lain yang menanggapi, tapi mungkin belum memuaskan menjawab soal dimaksud.
Maafkan saudaraku. Selama dua hari saya belum menyempatkan khusus menjawab soal itu.
Untuk mengetahui maksud seputar kata tersebut agar sesuai dengan kehendak Alloh Swt maka perlu dicari di dalam Kiatb Alqur'an. Surah Fatir [35] : 28.
اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤا إِنَّ اللهَ عَزِيْزُ غَفُورٌ....
Sesungguhnya yang (dapat) khusyu' kepada Alloh (adalah) di antara hamba-hambaNYA yang ulama. Sesungguhnya Alloh maha mulya dan maha pengampun.
خَشَى - يَخْشَى yakhsya-khosya, takut atau khawatir.
Kalau dari ayat di atas yang dimaksud bahwa seorang yang dapat takut, khawatir kepada Alloh adalah orang yang ulama (jama' dari 'alim-orang yang mengetahui).
Dengan mengetahui akan hakikat hidup, menyaari bahwa hidupnya di dunia hanya sebentar dan boleh jadi kematiannya datang tiba-tiba. Seketika setelah mati ditanya 2 malaikat di alam kubur. Ada surga ada neraka. Surga adalah tempatnya segala kenikmatan yang kekal abadi selama-lamanya. Sebaliknya neraka adalah tempatnya segala siksaan, kesusahan yang kekal abadi selama-lamanya.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut cukup membuat seseorang menjadi takut , khusyu' kepada Alloh Swt.
Untuk dapat meraih kondisi hati hamba yang khusyu' , takut kepada Alloh Swt diantaranya dengan mengetahui , menghayati kandungan makna yang terhampar pada bentangan ayat kitab Alqur'an dan diperkuat dengan kitab Sunah/tuntunan rosul dalam alhadits.
Ayat-ayat tentang siksaan yang kekal dan abadi di hari akhirat bahkan alam kubur sepeninggal para pengantar jenazah, boleh menjadi ruang awal pesakitan. Bagi umat yang tidak mengindahkan firmanNYA, karena dibantai dua malaikat yang tak kenal rasa kasihan.
Termasuk dengan memahami arti kata hadits Kitabusholah, maka dapat menambah kekhusyukan dalam peribadatan terlebih doa dan ibadah sholat.
Dengan memahami dan menghayati setiap penggalan kata dari tiap lafadz yang diucapkan dari mulai takbirotul ikhrom hingga salam, merasa yakin bahwa posisinya adalah sedang berbincang-bincang kepada Alloh Swt. Sadar bahwa Alloh Swt mendengar dan melihatnya sedang sholat.
Maka insyaAlloh dapat meningkatkan kekhusyukan. Karena sedang menghadap Alloh Swt maka sikap dan gerakan dengan tuma'ninah, tenang dan menjaga tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak ada hubungannya dengan sholat.
Seorang prajurit ketika apel di hadapan di hadapan seniornya juga menunjukkan sikap sempurna. Dia tau siapa yang dihadapi.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut cukup membuat seseorang menjadi takut , khusyu' kepada Alloh Swt.
Khusyu' Dalam Sholat
Seorang yang lebih khusyu' kepada Alloh Swt tercermin dalam peribadatannya punya intensitas atau mendalam dalam hatinya. Termasuk di dalam hal sholat.Untuk dapat meraih kondisi hati hamba yang khusyu' , takut kepada Alloh Swt diantaranya dengan mengetahui , menghayati kandungan makna yang terhampar pada bentangan ayat kitab Alqur'an dan diperkuat dengan kitab Sunah/tuntunan rosul dalam alhadits.
Ayat-ayat tentang siksaan yang kekal dan abadi di hari akhirat bahkan alam kubur sepeninggal para pengantar jenazah, boleh menjadi ruang awal pesakitan. Bagi umat yang tidak mengindahkan firmanNYA, karena dibantai dua malaikat yang tak kenal rasa kasihan.
Artamita, Cara Efektif
Salah satu cara efektif memahami ayat Qur'an dan Hadits adalah dengan mempelajari arti kata demi kata (artamita). Beserta keterangan seperlunya, dapat membuat mantab dalam meyakini.Termasuk dengan memahami arti kata hadits Kitabusholah, maka dapat menambah kekhusyukan dalam peribadatan terlebih doa dan ibadah sholat.
Dengan memahami dan menghayati setiap penggalan kata dari tiap lafadz yang diucapkan dari mulai takbirotul ikhrom hingga salam, merasa yakin bahwa posisinya adalah sedang berbincang-bincang kepada Alloh Swt. Sadar bahwa Alloh Swt mendengar dan melihatnya sedang sholat.
Maka insyaAlloh dapat meningkatkan kekhusyukan. Karena sedang menghadap Alloh Swt maka sikap dan gerakan dengan tuma'ninah, tenang dan menjaga tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak ada hubungannya dengan sholat.
Seorang prajurit ketika apel di hadapan di hadapan seniornya juga menunjukkan sikap sempurna. Dia tau siapa yang dihadapi.
No comments:
Post a Comment