Sunday, October 13, 2019

Tulu Zamani (Bag.6 dari 6 Artikel Syarat Cari Ilmu)

Butuh Waktu.

" Aku sedang duduk di dekat Abi Darda' di masjid Damaskus. Ketika itu ada seorang lelaki berkata < Wahai Abu Darda' aku datang kepadamu dari Madinah, kotanya Rosulillahi Saw untuk konfirmasi hadits yang sampai kepadaku , bahwa engkau bercerita dari Nabi Saw> engkau bukan datang karena dagangan ? <bukan>" al hadits. Haditsnya cukup panjang 2 halaman ukuran buku tulis. Atau satu halaman ukuran kertas A4.
Seorang tabiin mencari ilmu untuk kejelasan hadits dari Madinah hingga Damaskus.
Dalam bahasa Arab disebut Damasyq , saat ini adalah ibu kota negara Suriah. Sebuah kota tua yang penuh dengan sejarah peradaban Islam. Pusat pemerintahan pertama Islam di luar Jazirah Arab.

Saya coba-coba saja cek di google.


Jarak lurus antara Madinah hingga Damskus adalah 1.056 km. Sedang jarak lintasan sebenarnya 1.330 km.

Seorang laki-laki anonim, tidak disebut namanya benar-benar menunjukkan kesungguhan cari kejelasan atas hadits yang sebelumnya pernah didapatkan. Saking pentingnya tabayun hingga rela menempuh jalan seribu km lebih. Katakanlah dengan berkendaran unta dalam sehari 40 km maka jarak 1.330 km ditempuh lebih dari satu bulan.

Sesuai dengan judul tulisan, Tulu Zamani , waktu yang lama merupakan salah satu syarat mendapatkan ilmu agama.

Selain dari faktor jarak tempuh yang tentu saja memakan waktu, apa saja faktor-faktor lain mencari ilmu agama bahkan hingga memakan waktu relatif lama ?

  • Banyaknya Jumlah Ilmu. Banyaknya ayat Alqur'an yang berjumlah 6.237 (hitungan saya). Untuk menjadi hamba yang istiqomah dengan memahami, menghayati dan mengamalkan tentu tidak cukup dengan membacanya. Perlu upaya telaah ayat demi ayat bahkan arti kata demi kata (artamita). Saya ambil contoh Alqur'an di rumah dengan tebal 542 halaman. Jika dalam satu minggu atau 7 hari dapat mengkaji bacaan, telaah makna dapat satu halaman. Berarti untuk 542 X 7 = 3.794 hari. Dibagi 365 = 10 tahun lebih.
  • Lama Mencari Pendamping. Namanya mempelajari ilmu agama perlu pendalaman secara intensif. Diperlukan sosok pendamping yang setia membimbing untuk mencapai " balaghut-ta'alumi" target pembelajaran. Bagi umat yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu agama hingga menemukan seorang relawan spiritual, bisa cepat juga lama.
  • Mencerna Makanan Asing. Materi kajian adalah ilmu pengetahuan termasuk makanan rokhani. Diterima melalui panca indera mata dan telinga lalu diproses dalam pikiran selanjutnya masuk ke dalam hati. Bahasa Arab sebagai tampilan visual maupun lingustik , lafadz bukan bahasa yang dipakai sehari-hari. Saat menerima kajian belum dapat langsung memahami kandungan makna (hikmahnya). Sehingga sangat dianjurkan untuk tadabur , mengulangi memahami kandungan makna yang telah dikaji.

Waktu yang lama untuk mengkaji ilmu agama, hal yang sangat lumrah.
Rosulullohi Saw sendiri sejak pertama terima ayat Qur'an hingga khatam sekitar 23 tahun.

Waktu umur kita sepanjang usia patut dan sudah selayaknya digunakan untuk mencari jalan pulang menuju Alloh Swt.
Permohonan hidayah kepada Alloh Swt senantiasa dipanjatkan dengan disertai mengikuti petunjuk Rosulullohi Saw agar kehidupan ini menjadi barokah.

Kita punya waktu yang cukup insyaAlloh untuk mengkaji Qur'an dan Sunah (hadits). Semoga saja kita digolongkan hamba yang dapat bersyukur akan kesempatan yang Alloh Swt berikan kepada kita. Sebagai tanda syukur hendaknya bersungguh-sungguh dalam belajar makna dan kandungan Qur'an. Karena di sanalah terkandung hikmah.

 # Baca Juga :

No comments:

BDIG (Belajar Islam Dengan Gambaran) : Pensiun Dunia Untuk Bekal Pensiun Akirat

  وَيَضْرِبُ اللَّهُ ‌الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ  [إبراهيم: 25 -            Dan Alloh menjadikan gambaran bagi manusi...