Beratnya cobaan orang-orang iman dahulu sebelum umat Muhammad Saw sangat berat. Di kisahkan di beberapa ayat Alquran juga beberapa hadits. Orang beriman kepada Alloh Swt dengan mengikuti dan mentaati Nabi Musa AS oleh Fir'aun raja kafir, dibantai, dipotong kaki dan tangannya secara bersilang. Asiyah yang istrinya Fir'aun sendiri harus mati di tiyang pancang dicincang tubuhnya oleh bala tentara atas perintah Fir'aun. Kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak
melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah—Nabi Zakaria a.s. dibelah
badannya, Nabi Yahya .a.s. dipenggal kepalanya.
Dalam Surah Alburuj ghulam (pemuda iman) berulang kali mengalami percobaan pembunuhan gara-gara iman kepada Alloh Swt. Harus rela mengorbankan dirinya dipanah dihadapan khalayak. Pengorbanannya tidak sia-sia. Dengan tak-tiknya rela dibunuh asalkan sebelum memanah melafadzkan " amanna bi robbil ghulam". Setelah ghulam (pemuda) itu benar-benar mati, maka khalayak yang menyaksikan eksekusi itu, akhirnya ikut beriman. Tidak urung semakin membikin murka raja kafir. Dibuatlah parit dengan dinyalakan api yang berkobar-kobar. Manusia yang beriman kepada Alloh Swt pada hari itu dibakar hidup-hidup. MasyaAlloh.
Kejadian yang dahsyat hingga Alloh Swt mengabadikan pada ayat 8 masih di surah Alburuj " Tidaklah mereka (org2 kafir) menyiksa orang2 iman kecuali krn mereka beriman kepada Alloh yang mulia dan terpuji".
Ayat lainnya masih dengan tema ujian bagi yang akan masuk surga dengan menjadi orang beriman.
Saya share berikutnya Surah Al-ankabut [29]: ayat 2 " Apakah manusia menyangka bahwa akan dibiarkan ketika mereka mengatakan kami beriman , tidak difitnah ".
Ayat 3 " Dan sungguh Kami uji orang-orang sebelum mereka (kaum kafir Qurais) maka Alloh sungguh mengetahui orang-orang yang sidik (benar, istikomah) dan orang yang dusta".
Ujian dari Alloh Swt untuk hambanya yang kelak ingin masuk surga, jelas adanya. Untuk menguji atau memfilter manakah di antara hambanya layak dan pantas untuk menempati derajat kehidupan yang layak di akhirat . kekal abadi selama-lamanya.
Sedangkan ujian bagi calon ASN,Polri-TNI untuk memfilter manakah di antara pelamar yang layak mendapat jaminan kehidupan selama masa kerja , hingga pensiun , selama hidupnya.
Bedanya, jika gagal lolos menjadi ASN masih banyak jalan lain mencari rejeki untuk kehidupan sepanjang hayat. ASN termasuk E (Employee) , menurut teori Cash Flow Kuadrant , di kuadrant 1.
Masih ada kuadrant 2 yaitu S (Self Emplosee) . Kuadrant 3 B (Bussiness Owner) serta I (Investment) di kuadrant 4.
Sedang jika gagal tidak berhasil masuk surga, hanya ada satu tempat lain yaitu neraka.
" Tiada dari salah satu kalian kecuali baginya dua tempat. Satu tempat di surga dan satu tempat (lainnya) di neraka. Ketika seseorang masuk ke neraka, maka tempatnya di surga diwaris oleh ahli surga" HR.Ibnu Madjah, sohih.
Diperkuat dengan hadits riwayat Tirmidzi bahwa Surga dipagari dengan kebencian dan neraka dipagari dengan hawa nafsu.
Untuk dapat berhasil masuk surga di akhirat kelak, maka selama hidup di dunia ini hingga akhir hayatnya menjadi orang beriman yang istikomah (konsekuen). Dengan sabar menghadapi segala ujian yang Alloh Swt berikan. Meski dengan panas membawa barang haq. Barang haq itu yang datang dari Alloh Swt. Pahit juga rasanya untuk mengatakan. Haditsnya " qul lil haqo walau kana murron" sampaikan barang hak meskipun pahit.
Kalau ujian tes CPNS tidak diperkenankan menyontek sebelahnya, bisa-bisa didiskualifikasi.
Sedangkan ujian dari Alloh Swt, hamba beriman diperbolehkan bahkan diperintah saling tolong-menolong. Terdapat pada Surah Almaidah [5]: ayat 2 "..... dan tolong-menolonglah kalian atas kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan".
Apakah mungkin dapat menjadi PNS tanpa menlalui ujian ? Kalau jaman dulu mungkin he he . Ujiannya hanya formalitas. Kalau jaman sekarang rasanya semakin sulit.
Demikian pula, untuk masuk surga nyaris tidak mungkin, tanpa sanggup menjadi orang iman yang sebenar-benarnya taqwa kepadaNYA, QS.Ali Imron [3]:102. Kemudia berserah diri (tawakal) kepada Alloh QS.Albaqoroh [2]:208 menjalani Islam secara kaffah, totalitas. Meskipun dalam pengamalannya sebatas maksimal kemampuan masing-masing QS.At-taghobun [64]:16.
Di jaman akhir yang sudah memasuki firqotul Islam ( pecah belah Islam) ini , semoga kita tergolong hamba yang diberi petunjuk (hidayah) di antara perpecah-belahan jalan Islam ini.
Allohumma Aamiin.
Baca Juga :