Klik image di atas untuk memperjelas
Yuzanu yaumal qiyamati midadul 'ulama wa damus-syuhada' fa yurja'u midadul 'ulama 'ala damus-syuhada'
Ditimbang pada hari kiyamat tinta ulama dan darah syuhada', maka diulangi (ditimbang) tinta ulama mengalahkan atas darahnya para orang yang mati syahid Riwayat Hadits Ad-Dailamy.
Sebagaimana posting penjelasan pada posting LPM No.1 Memproleh Lipatan Pahala Besar bahwa setiap amalan seorang mu'min diperlihatkan baik amalan itu baik maupun buruk.
Amal sholih (amal kebaikan) dalam kaitannya dengan perjuangan menghidupkan dan melestarikan ilmu agama mendapat nilia yang tinggi di sisi Alloh SWT.
Hamba Alloh yang memperjuangkan dan membela di jalan Islam dengan fisik terlebih ketika agama ini menghadapi ancaman, sehingga mengorbankan jiwa raga sampai meninggal dunia, mereka termasuk hamba yang mati syahid.
Medan perjuangan untuk mengembangkan dan melestarikan agama Alloh tidak akan menyempit akan tetapi tetap terbuka bagi siapa saja yang mempersungguh di jalanNYA, meskipun masa-masa ini Islam tidak menghadapi ancaman serius sebagaimana ancaman peperangan.
Berjuang dengan ilmu pengetahuan pada masa sekarang sangat dibutuhkan. Menjadi ulama yang benar-benar mendalami ilmu agama Islam kemudian mempertahankan ilmunya untuk menjaga umat merupakan amal sholih yang terus terbuka lebar.
Ulama, bentuk jama' dari "alim" adalah orang yang mendalami agama dan kemudian tidak diam dengan ilmunya, namun ikut serta dalam pembinaan umat dalam arti yang sebenarnya.
Ulama dan pejuang syahid , keduanya mempunyai peran penting dalam upaya pelestarian agama Alloh SWT. Jika pejuang syahid membela agama dengan pedang, tetapi ulama berjuang membela dengan pena.
Saudara2ku, jika seseorang mengkaji ilmu agama dengan sungguh2 dan menuliskan penanya untuk kaitannya memperdalam ilmu Quran dan Sunah/hadits, maka dengan sendirinya tergolong dijalan ulama.
Timbangan amal antar keduanya di hari kiyamat sebanding, bahkan sampai diulangi dan hasilnya timbangan tinta ulama dapat mengalahkan timbangan darah syuhada'. Dari hadits di atas , tentu saja orang yang menulis saat mengaji benar-benar serius tujuannya untuk diri sendiri dan bercita-cita menyebarluaskan kepada lingkungannya demi tegakknya kalimatulloh (agama Alloh).
Lampiran : Hikmah Nahwu Sharaf Bag.02
Mempelajari tata bahasa Arab (ilmu nahwu dan sharaf ) merupakan jembatan /sarana untuk memahami kandungan Kitab Suci al-Quran dan Kitab Sunah/hadits yang memang berbahasa Arab, sehingga mempelajari keduanya dirasa penting bahkan sebagian kalangan mengatakan wajib, meski bukan seperti wajibnya puasa, sholat dll.
Pentingnya mempelajari Bahasa Arab dengan tujuan untuk memahami Kitabillah juga diserukan dalam al-Quran sendiri yaitu QS.12;2 (Quran Surah 12/Yusuf, ayat 2)
أِنَّا أَنْزَلْنَا هُ قُرْأَنًا عَرَبِيَّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
> inna an zalna hu qur-anan 'arobiyyan la'allakum ta'qiluun<
" Sesungguhnya Kami (Alloh) turunkan al-Qur'an dalam bacaan dengan bahasa Arab agar kalian memahaminya"
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab pada waktu itu juga turun kepada Rosulullohi SAW suku Quraisy yang sehari-hari juga berbahasa Arab,...... itu saja diperintah agar memahami.
Kenapa ?
Al-Quran merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi orang yang beriman, dengan berpegang teguh kepadanya akan mendapat rohmat dan kefadholan dariNYA. Bukti Alloh SWT maha belas kasih kepada hambanya. Orang Arab masih perlu memahami al-Quran karena jumlah ayatnya konon 6666 (tetapi saya menghitung ayatnya 6237.....ya saya belum tahu cara mereka menghitung), banyaknya ayat yang terhimpun dalam 114 surah, mengandung banyak sekali pengertian. Perlu kesungguhan dan juga bimbingan agar kita dapat memahami dan mengamalkan.
Terlebih kita yang orang a'jam (di luar bahasa Arab), disamping memahami untuk mengamalkan, kita juga masih harus belajar tranlasi =terjemah ke dalam bahasa yang kita pahami. Mungkin dimaknai ke dalam bhs Jawa, Sunda, Madura, bahkan bhs Inggris atau bhs lain. Intinya memahami bahasa Arab ke dalam bhs yang sekira dapat paham, kalau itu cerita dapat mengimani, kalau perintah dapat menjalankan dengan niyat karena mengharap rohmatNYa, jika isinya larangan juga dapat menjauhi.
Semangat untuk mempelajari bhs.Arab juga dimotivasi oleh sohabat Umar bin Khotob :
اَحْرِصُوْا عَلَى تَعَلُّمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ فَإِنَّهُ جُزْءٌ مِنْ دِينِكُمْ
Ahrishu 'ala ta'allumil lughotil 'arobiyati fa innahu juz un min dinikum
" Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab merupakan bagian dari agamamu "
sedangkan hadits menurut riwayat Tobrony, menggeluti bahasa Arab karena beberapa pertimbangan,
اَحِبُّوْ الْعَرَبَ لِثَلاَثٍ لِأَنِّي عَرَبِيٌّ وَالْقُرْاَنَ عَرَبِيٌّ وَ كَلَامَ اهْلِ
الْجَنَّةِ فِي الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ
الْجَنَّةِ فِي الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ
ahibbul 'aroba li tsalatsin li anni 'arobiyyun wal qur ana 'arobiyyun wa kalama ahlil janah fil jananti 'arobiyyun
"Cintailah bahasa arab karena 3 perkara, karena sesungguhnya saya berbahasa Arab, dan al-Quran berbahasa Arab dan bahasa penghuni surga di dalam surga berbahasa Arab"
Cinta, mempunyai arti yang luas. Bukan saja dalam arti "senang" antara laki-laki dan perempuan tapi lebih dari itu. Cinta kepada tuhan, cinta kepada pekerjaan dll.
Dengan mencintai sesuai maka akan melakukannya dengan sepenuh hati, dengan tulus dan jika menghadapi hambatan maka tetap dengan senang hati "enjoy" secara konsisten karena merupakan bagian dari jiwanya.
Cinta mungkin dekat juga dengan hobby. Orang yang hobby memancing meskipun tidak memperoleh hasil atau hasilnya sedikit tetapi tidak bosan, padahal untuk mewujudkan hobbynya itu perlu mengeluarkan isi kantong yang boleh jadi tidak sedikit.
Dengan cinta mempelajari bahasa arab, dengan cinta mengkaji al-Quran dan Sunah/hadits dan dijadikan sebagai hobby, maka besar sekali fadhilah (keutamaannya) karena jika diniyati lillahi ta'ala semata mengharap ridho dan wajah Alloh SWT niscaya mendapat pahala besar, insyaAlloh.
Kunjungi juga posting relevan, klik link di bawah ini :
Memperoleh lipatan pahala yang sangat banyak