Monday, January 20, 2020

Menjadikan Baca Qur'an Semakin Menyenangkan & Ketagihan

Aktivitas baca Qur'an menjadi semangat dalam suasana kebersamaan.

Dengan sentuhan keindahan maka membaca Alqur’an bukan lagi menjadi beban, namun menjadi menyenangkan bahkan menjadi hobby.

Segala perbuatan atau amaliyah yang diperintahkan oleh Alloh dalam Kitab suci al-Qur’an atau sabda Rosul dalam hadits adalah ibadah. Termasuk di dalamnya adalah membaca Qur’an. Sehingga aktivitas membacanya dapat dijadikan salah satu amalan andalan.
Perintah atau amaran tentang membaca Qur’an dapat dicari ayatnya dalam Alqur’an dengan kata kunci (kata dasar) تَلو    atau   قَرَأَ.
Kalamulloh yang mengandung kata  تَلو ada 62 ayat pada 60 surah.
Untuk kata perintah (fiil amr) nya ada 6 ayat. Salah satunya pada ayat 71 surah Yunus :
وَتْلُو عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ ......

Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Alloh, maka kepada Alloh-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu menunggu kepadaku.



Ayat2 yang mengandung fiil (kata kerja lainnya) seperti fiil mudhori’, lebih banya lagi

Sedangkan perintah Alloh Swt tentang membaca Qur’an yg diawali dengan kata dasar “ قَرَأَ ” ada 17 ayat terdapat pada 16 surah. Karena ada dua ayat pada surah Al-Alaq [96].

Kata perintahnya ada pada 5 ayat.

Di antaranya pada surah al-muzamil [73] : 20

فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْءَانِ 
Maka bacalah oleh kalian apa yang mudah dari Qur’an.

Ayat ini terkait dengan perintah membaca ayat Qur’an dalam sholat.


Perintah Untuk Mentartilkan dan melagukan Qur’an.


Surah [73] : 4.

 صل وَ رَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيْلًا  اَوْزِدْ عَلَيْهِ

Tambahlah atas waktu (sholat malam), dan tartilkanlah Qur’an dengan sungguh-sungguh  tartil.

Tartil maksudnya adalah melafadzkan huruf-huruf Qur’an dengan jelas. Termasuk di dalamnya makhrojul huruf, tempat keluarnya huruf Qur’an.


Kegiatan Belajar Membaca Qur’an Dengan Senang.



Salah satu hal yang membuat suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar, nyaman di hati, betah, manakala dalam mengerjakannya dirasakan dengan senang hati, riang.

Ada satu sisi di mana setelah selesai melakukannya ada perasaan tenang, tentram.

Sejak pertama seorang belajar membaca Qur’an dengan lebih dulu mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengagungkan , maka akan memperoleh rohmat Alloh Swt.

Sebagaimana Alloh Swt berfirman pada surah al-A’rof [7]: 204

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوالَهُ , وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“ Dan ketika dibacakan Qur’an maka dengarkan baik-baik dan perhatikanlah agar kalian diberi rohmat”

وَأَنْصِتُوا Maksudnya  إتركوا الكلام لأجل الاستماع  tinggalkan berbicara untuk tujuan mendengarkan.


Perintah Melagukan Alqur’an.


Setelah umat muslim belajar dengan mendengarkan terlebih dulu kepada orang lain, maka dalam mengulangi membaca atau muroja’ah diperintah untuk memperindah bacaan qur’an itu dengan suaranya.


زَيِّنُوا الْقُرْأَنَ بِأَصْوَاتِكُمْ

“Hiasilah alqur’an dengan suara kalian” Sabda Rosulullohi Saw dari Baro’ bin ‘Azib. HR.Ibnu Majah juz 1 hal.426 no hadits 1342.



Umat muslim yang gemar membaca Qur’an rupanya mendapat tempat khusus di hadapan Alloh Swt.

“ Alloh sangat memperhatikan (utk mendengarkan) kepada seseorang yang bagus suara bacaannya terhadap Qur’an, dia menampakkan bacaannya itu daripada penyanyi yang mengeraskan suaranya” Sabda Rosululloh dari Fadholah bin ‘ubaidin. HR.Ibnu Majah juz 1 hal.425 no hadits 1340.
Dengan nada atau lagu menjadikan suatu keindahan dan keagungan dalam pembacaan ayat-ayat al-Qur’an.
Hal demikian memerlukan usaha latihan dan konsentrasi
Membaca al-Qur’an adalah ibadah yang menyenangkan karena beberapa kefadholan antara lain :

  • ·        Dari Abu Huroiroh sesungguhnya Rosulallohi Saw bersabda “ Barangsiapa mendengarkan satu ayat dari kitabillah maka baginya ditulis kebaikan yang dilipatkan. Dan barangsiapa yang membacanya mk baginya cahaya di hari kiyamat ” HR.Ahmad fii tafsir Ibni Katsir – Kitabul Adilah hal.6

  • ·         “ Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabillah mk baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan ditulis (dilipatkan) 10 kali semisalnya. Aku tidak bersabda alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf “ Sabda nabi dari Abdulloh bin Mas’ud. HR.Tirmidzi- Kitabul Adilah hal.5-6.

  • ·         “ Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan (kemudian) mengajarkannya” Sabda Nabi dari Usman RA. HR.Bukhori , Kitabul Adilah hal.4.



Dengan belajar bersama-sama dalam satu komunitas muslim maka Alloh  Swt memberikan rohmat, kasih sayang.

Rupanya perasaan yang Alloh Swt berikan dalam hati inilah yang kemudian membuat 



Belajar Qur’an Tidak Dapat Otodidak


Ayat 204 di atas sudah jelas, bahwa dengan lafadz “ dibacakan” tentu saja ada orang lain yang membaca kemudian kita disuruh mendengarkan terlebih dahulu. Bukan membaca sendiri tanpa diajari.

Sebaliknya jika pembelajaran Alqur’an dari urusan membaca , muroja’ah dilakukan bersama orang lain, maka akan memperoleh beberapa kefadholan.

Baca Juga Artikel Terkait :







Tuesday, December 31, 2019

Apa Kata Kunci Usaha Anda Melejit ? Ternyata Ini Salah Satunya

Apa salah satu kata kunci yang membuat usaha penjualan tetap eksis dan tidak ada matinya ?

Faktor Kebutuhan !

Iya, karena  "pangan -sandang-papan" merupakan kebutuhan dasar manusia. Satu hal yang tidak dapat ditawar, bahwa seseorang yang masih hidup dipastikan membutuhkan pangan. 

Jika seorang ingin memulai usaha baru, maka bidang sembako dapat dilirik agar jualannya tetap eksis dan laris manis.
Saking pentingnya kebutuhan pangan dan papan bagi masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan bantuan kepada masyarakat.
Dengan pendataan yang dilakukan oleh Perangkat Desa atau pegawai kelurahan/RW turun langsung melakukan penjaringan ke warga yang masuk kategori RTLH (Rumah Tidak Layak Huni). Bagi mereka diberikan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Bantuan pangan juga diberikan berupa beras dan telur setiap bulan.

Manusia Hanya Butuh Pangan ?

Kebutuhan manusia selain jasmani tidak kalah pentingnya kebutuhan rokhani. Ketersediaan materi duniawi untuk menunjang pemenuhan Kebutuhan Jasmani, pangan-sandang-papan. Sedang kebutuhan informasi seputar ilmu pengetahuan, nasihat, bimbingan agama adalah cakupan Kebutuhan Rokhani.

 

Pemenuhan Kebutuhan Rokhani untuk mengisi ruh/jiwa. Dan tentu ini pembeda derajat manusia dibanding makhluk lainnya.




Monday, December 30, 2019

Belajar Islam Melalui Gambaran : # 1. Begini Mengendapkan Ilmu

Surah ar-Ro'du [13];17



Alloh telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih air itu  akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.

Saudara-saudaraku sahabat Artamita,
banyak sekali gambaran-gambaran yang Alloh Swt frimakan dalam muskhaf Kalamullohi Alqur'an.
Ayat yang mengandung kalimah (kata, dlm Bhs Indonesa) " كَمَثَلِ " /kamatsali, sebagaimana gambaranya .... ada 12 ayat. Total ayat yang memuat kata " مَثَلَ "/gambaran/perumpamaan ada 61 ayat.

Dengan beberapa gambaran itu , Alloh Swt yang maha baik, menghendaki hambanya dapat dengan dengan mudah memahami Kalamulloh dan mengambil sebagai peringatan.


Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka mengambil peringatan.
Surah Ibrohim [14]: 17. 

Inti Gambaran.

Setiap gambaran yang diutarakan mengandung inti sari hikmah yang disampaikan.

Air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. 

Bagian awal dari ayat tersebut Alloh menunjukkan dengan keadaan yang sebenanya terjadi di hadapan manusia.  Buih dari air mengikuti air yang mengalir. Buihnya menjadi kering sedang airnya meresap kedalam tanah. Air tersebut yang mengendap dan meresap ke dalam tanah dapat memberi manfaat dapat menumbuhkan biji-bijian yang kemudian tumbuh ke atas permukaan tanah.
Gambaran kedua , 
Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. 
Saat seorang pembuat alat perkakas atau membakar perhiasan untuk dibersiahkan, timbul pula kerak di permukaan peralatan tersebut. Kerak menjadi terbuang dan yang bermanfaat adalah perkakas atau perhiasan yang dibersihkan.

Dari dua gambaran dapat disimpulkan bahwa benda yang bermanfaat adalah yang mengendap yaitu air (pada gambaran pertama) dan peralatan atau perhiasan yang dibersihakan (pada gambaran kedua).

Implementasi Gambaran di Era Komunikasi. 

Hikmah dari suatu gambaran dapat berlaku untuk kondisi yang berbeda. 
Dari berbagai referensi dan rujukan yang telah ditadabur, dari berbagai ayat dan dengan dukungan hadits-hadits yang senada, ada relevansinya dengan mencari ilmu agama di era komunikasi. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan dukungan Teknologi Informasi (IT) kini Hp telah memasuki berbagai keperluan umat. Dengan kemudahan akses internet berbagai daerah bahkan hingga pelosok, pemegang Hp dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi.
Tak dapat dielakkan termasuk aktivitas masyarakat dalam mencari ilmu agama (mengaji) juga mengalami pengembangan yang sangat beragam. 
Mengamati fenomena mencari dan menyebarkan ilmu agama , dengan begitu mudahnya seorang menerima copas berbagai tema agama dengan menampilkan ayat alQur'an , tafsir hadits dan berbagai pendapat penulisanya. Dapat membanjiri group WA. Diterima oleh satu member dalam satu group, kemudian dishare ke group lain, menjadi viral , terduplikasi layaknya virus. Entah dari mana dan siapa penulis pertama sulit dilacak. 
Seorang yang berniat belajar agama Islam dengan cara demikian dan tanpa hadirnya seseorang pendamping, maka dapat terjadi kebimbangan. Seiring jalannya waktu, semakin banyak materi ilmu agama tersebut yang masuk ke Hp, maka ilmu yang banyak tersebut seolah menjadi materi yang kurang bahkan tidak direspon lagi. Khawatir space memori Hp menjadi sesak yang dapat menyebabkan kinerja Hp menjadi ngadat, maka banyak materi yang didelete.
Materi ilmu agama yang sepatutnya dihargai layaknya harta warisan, karena perubahan pola pikir umat yang dipengaruhi mekanisme penyebaran informasi di era global, akhirnya ilmu agama yang disebarkan lewat medsos seolah gambarannya seolah-olah seperti buih air terbawa arus kesana-kemari akhirnya mengering, hilang tidak berbekas. Sedangkan airnya mengendap meresap ke dalam tanah dan bermanfaat menumbuhkan biji keluar dari dalam tanah.


Mengendapkan Ilmu

Ilmu yang bermanfaat apabila dapat dikendalikan dan diendapkan. Di era komunikasi bebas ini, ilmu Qur'an dan Hadits yang bergerak liar tanpa pengedali menjadi sulit dilacak siapa nara sumber yang bertanggungjawab. Tanpa adanya pendamping akan mendorong seorang menjadi belajar sendiri (otodidak). 
Seseorang yang memahami ilmu agama dengan belajar sendiri tanpa adanya pembimbing atau pendamping ketika menghadapi pertanyaan dalam hati akan dijawab dengan akal atau pendapat sendiri (ro'yu). Jika ini terjadi maka akan merusak pengertian atau nilai kebenaran yang semestinya dijaga. Ilmu agama yang sudah tercampuri dengan akal, pendapat bahkan subtektifitas penulis atau pembicara bukannya manfaat yang didapat, tapi madhorot yang muncul.


Maka cara mengendapkan ilmu dan menjadikannya agar bermanfaat, antara pemberi ilmu dan penerima semestinya mengikuti syariat atau sunah /tuntunan Rosulullohi Saw yang dipraktekkan kepada para sohabatnya.

Salah satu upaya menangkap dan menetapkan ilmu yang didapat adalah dengan berguru kepada seseorang yang telah berguru sebelumnya. 

Ibnul Mubarok dalam muqodimah Sohih Muslim menjelaskan

 " الإسناد من الدين ولو لا الإسناد لقال من شاء ما شاء "

Isnad adalah (bagian) dari agama, jika tidak ada isnad niscaya seseorang berkata dan apa yang dia dia inginkan.
 
Antara pemberi dan penerima ilmu juga diharap dapat terjadi berinteraksi dalam hubungan dua arah. Penerima ilmu lebih afdhol memiliki kitab yang dikaji dan menuliskan keterangan (albayinah) ke dalam buku atau kitab milik sendiri. Saat menerima ilmu bersungguh-sungguh konsentrasi agar dapat menerima dan memahami apa yang diterangkan oleh penyampai.
Dengan memeiliki hasil catatannya maka pada waktu lain, muta'alim atau orang yang belajar dapat melakukan tadabur yaitu mengulangi menghayati kandungan makna dari ayat Qur'an atau hadits yang telah di kaji. Mengkaji akan lebih mudah diikuti dengan metode Ekutubu.

Dengan cara demikian, diharapkan ilmu yang didapat menyisakan hikmah . mengendap dalam hati didasari keyakinan dapat menumbuhkan bibit keimanan. Dengan tetap menjaga niyat semata berharap ridho dan rohmat Alloh Swt, dapat menghasilkan amalan yang maqbul (diterim oleh Alloh).

Baca Juga Artiket Terkait : 

Cara dan System Sederhana Mengkaji Qur'an dan Hadits dgn Metode Ekutubu 

Cara Sohabat Mengaji Ilmu Kepada Rosulullohi Saw







Sunday, December 29, 2019

Ruhlah Ke-III Artamita-Yogyakarta

Assalamu'alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh. Saya dari Jepara. Saya akan memperkenalkan diri nama saya Bu Rokhisatun.

Alhamdulillah saya bisa menemukan KTH-Artamita. Awalnya saya pingin sekali bisa mendalami Alqur'an, isinya.
Pertama karena guru ngaji saya meninggal yang dari ustadzah Milkha, terus yang kedua juga sudah meninggal. Yang ketiga, saya pas di Jakarta, anak saya nyari2 chanel ternyata ada KTH-Artamita, subhaanalloh.

Sebagian potongan kisah yang disampaikan salah satu santri artamita dari Jepara.

Sebagaimana rancangan seperti susun acara pada proposal, kegiatan Ruhlah ke-III Artamita atas idzin Alloh dapat diselenggarakan pada hari Selasa, 24 Desember 2019 di Restoran Taman Pringsewu jl.Magelang km.9 Mulungan, Sleman , Yogyakarta.

Acara dibuka oleh ust.H.Abdulloh Faiz dari Magelang sebagai team /staf pengajar bidang rokhani. Para peserta yang hadir menerapkan Metode Ekutubu (M3T). Setelah Memiliki kitabnya kemudian pada saat Ruhlah itulah praktek Menulis pada kitab miliknya masing-masing.

Ust.H.Abdulloh Faiz staf pengajar Artamita, membuka acara sekaligus praktek Metode Ekutubu.

Para santri praktek Menuliskan arti kata demi kata pada kitab KTH miliknya masing-masing.

Ruhlah, di mana antara penyampai dan penerima materi ilmu agama dapat bertemu langsung dalam satu majelis, selain sebagai pelatihan kajian metode ala ponpes, juga dapat digunakan untuk bertanya jika dari materi kajian jarak jauh ada yang belum jelas. Komuniaksi dua arah seperti ini memang kondisi ideal untuk pembelajaran ilmu agama yang tidak lain adalah Qur'an dan Sunah/hadits.

Istirahat sholat dan makan (isoma). Menikmati hidangan yang telah disediakan.

Team penerima tamu dengan sigap dan ramah membagikan ID card, KTH dan Buku Tilawati

Penampilan bacaan Tilawati surah2 pendek juz 'ama dengan nada lagu Rost dari TPQ Qurrota A'yun
 
Selain alat bantu kajian jarak jauh, HP juga sebagai sarana mencari tambahan rejeki halal. Team Duainvesta.

Ust.Drs.H.Supomo alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan ramah namun mantab memberi tausiyah.

Snack dan teh hangat atau kopi tinggal pilih sesuai selera. Menemani dengan setia.

Team yang jarang tampil namun peranannya melancarkan kajian artamita online dan offline tdk diragukan lagi.

Atas idzin Alloh Swt, yang awalnya kenal lewat WA akhirnya bertemu darat dalam suasana persaudaraan, saling tolong-menolong. Saat-saat terindah, kenangan yang selalu dirindukan.

Meski perjalanan acara di luar sempat terjadi hujan, namun tidak mengurangi semangat para santri dalam mengikuti acara demi acara dengan hikmat, serius namun penuh dengan suasana keakraban.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Suasana belajar bareng-bareng, tertawa, bersendagurau harus segera di akhiri.
Saat tiba waktu ashar, pertemuan harus segera di akhiri.
Selamat berjumpa pada Ruhlah ke-IV Artamita, insyaAlloh.

Baca Juga :

PROPOSAL RUHLAH KE-III ARTAMITA



  

BDIG (Belajar Islam Dengan Gambaran) : Pensiun Dunia Untuk Bekal Pensiun Akirat

  وَيَضْرِبُ اللَّهُ ‌الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ  [إبراهيم: 25 -            Dan Alloh menjadikan gambaran bagi manusi...