Kitab Ta'sisu Himmati bentuk besar sebelum dicetak penerbit. Lokasi Masjid Alfalakh, Perum Minomartani, Ngaglik, Sleman DIY |
Apa yang selanjutnya dilakukan setelah khataman ?
Sering terdengar bahkan setiap menjelang Romadhon di pondok-pondok pesantren, majelis ta'lim atau Taman Pendidikan Alqur'an mengadakan acara Khataman.
Khataman pertanda sudah selesai mengaji kitab tertentu atau tahapan program yang telah ditentukan.
Dengan khatam maka selain mengerti bacaannya kitab yang dikaji idealnya juga telah mengerti arti kata demi kata dan keterangannya.
KTH (Kitab Ta'sisu Himmati) sebagai materi pembelajaran KBPJJ (Kajian Berbasic Pesantren Jarak Jauh) alhamdulillah juga telah dikhatamkan untuk angkatan ke-VII.
Lebih kurang sudah 150 kitab sudah didistribusikan ke berbagai daerah dan propinsi. Sedang untuk santri di luar negeri , dikirim versi PDF kemudian download dan print out.
Ilustrasi Umat Tidak Paham Kitab
Perumpamaan orang-orang yang dibebankan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada menanggungnya adalah sebagaimana gambarannya keledai yang memikul kitab. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Alloh. Dan Alloh tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Surah Aljum'ah [62] : 5.
Khimar atau keledai , seoker hewan sejenis kuda namun sedikit lebih kecil. Tugasnya untuk memuat barang-barang milik juragannya. Para pendaki gunung juga sering menggunakan keledai sebagai porter.
Sebagai hewan tentu tidak paham isi atau arti barang yang dibebankan diatas punggungnya. Kalau paham isinya malah jadi aneh. Misal bisa membaca buku yang dimuatnya, ternyata ada tips rahasia ilmu merubah diri hewan menjadi manusia ganteng dan kaya ;)
Alloh Swt menjadikan gambaran yang buruk buat manusia yang tidak mengerti isi Kitab Qur'an yang dibebankan kepada hamba.
Maka sebagai hamba yang berharap mendapat ridho dan syafa'at kelak di hari kiyamat, masa sekarang inilah berusaha mengikuti petunjuk dalam frimanNYA.
Dari kajian KTH di grup WA angkata ke-VII yan sudah dikhatamkan pada tanggal 27/2/2020 harapannya para peserta dapat mempraktekkan Metode Ekutubu.
Metode sederhana yang diharapkan dapat memberikan gambaran cara kajian ala pesantren. Warga masyarakat umum non pesantren melalui kajian jumpa darat ataupun dengan pendampingan via online dapat ikut aktif sebagai santri Artamita.
Mengekspresikan semangat juang untuk tolabul ilmi , kemudian menghayati kandungan hikmahnya sebagai dasar keyakinan untuk diamalkan.
Praktis Metode Ekutubu (MT)
Secara singkat dan sederhana sebenarnya Metode Ekutubu (MT merupakan rangkaian langkah mendalami Qur'an dan Sunah (Hadits).
Pertama kali seorang muta'alim (pembelajar) dituntun Memiliki pegangan berupa mushaf Qur'an dan atau Hadits. Setelah memiliki kitab pegangannya dalam menerima penjelasan dari guru mengaji tidak cukup mendengarkan tapi penting untuk Menulis kan arti kata demi kata. Tujuannya agar tetap dapat diingat nantinya. Disaat menerima ilmu agar konsentrasi sehingga dapat Memahami apa yang disampaikan oleh guru ngaji. Hasil dari mengaji seraca artamita yang berupa makna tiap penggalan kata dan keterangan , tidak cukup hanya dibiarkan. Agar pengertian terus bertambah dan pemahamannya semakin kuat maka muta'alim perlu melakukan Tadabur.
KTH dikajikan di masjid Almuthmainah Perum Minomartani -Ngaglik-Sleman-DI Yogyakarta. Bekerjasama dengan ta'mir masjid dalam upaya mema'murkan masjid dengan kegiatan pengkajian Quran dan Hadits. |
Kegiatan sosialisasi parktek Metode Ekutubu dengan KTH bersama Yayasan Sahabat Alqur'an Temanggung |
Selain dikaji dalam masjid, tempat kumpul, KTH juga dikaji secara prifat di rumah-rumah. |
Dengan konsisten pada cara mengkaji, Metode Ekutubu juga cocok untuk mengkaji AlQuran dan Kitab Hadits Kutubusitah. |
- Bersyukur kepada Alloh Swt telah diberi kesempatan mengenyam pengalaman mempraktekkan teknik kajian sebagaimana cara ngajinya para santri di pondok dan calon ulama.
- Dengan didasari rasa syukurnya kepada Alloh Swt sudah diberi ilmu, kemudian tumbuh rasa peduli untuk menyampaikan apa yang pernah didapatkan, kepada sesama. Mulai dari keluarga sendiri, tetangga, teman kerja, kenalan dan seterusnya.
- Terus semangat dan semakin rindu " khirson fi 'ilmu" /haus akan ilmu, untuk mengkaji kitab-kitab lainnya.
- Setelah khatam KTH yang berisi semangat, manfaat dan latarbelakang pentingnya kajian Islam secara serius, maka selanjutnya mengkaji hadits-hadits tentang amalan wajib sehari-hari. Seperti bab dasar-dasar sholat, sholat2 sunah, puasa, doa-doa, perawatan jenazah dll.
- Hal penting setelah mengkaji adalah Tadabur (point ke-4 Metode Ekutubu). Tentang Tadabur ini didasari firman Alloh Swt pada Surah Anisa [4]:82.
Tadabur adalah mengulangi menghayati kandungan pengertian yang didapatkan dari hasil mengkaji. Memerlukan suasana hati yang tenang serta pikiran yang jernih.
Jika ini dilakukan secara terus menerus setiap selesai menerima kajian, maka sejalan dengan semakin banyaknya ilmu yang di dapat, juga akan semakin banyak memahami akan hubungan pengertian suatu ayat dengan ayat lain dalam surah yang sama atau beda surah, bahkan ada relevansinya dengan hadits.
Semakin lama semakin terang akan pemahaman Islam yang global dan utuh.
Ilustrasinya sebagaimana di malam hari dengan menggunakan lampu senter mengamati bagian-bagian rumah. Sedikit demi sedikit, semakin lama semakin mengetahui bagian bangunan rumah tersebut saling berhubungan, tidak terpisahkan. Memahami bentuk rumah secara utuh/totalitas.
Menuju Islam Kaffah
Sesuai dengan gambaran di atas maka dengan senantiasa Tadabur insyaAlloh akan mengarah kepada pemahaman agama Islam yang kaffah sebagaimana diperintahkan oleh Alloh Swt dalam Surah Albaqoroh [2]:208.
Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah dan jangan kau ikuti langkah-langkah syetan sesungguhnya dia adalah musuh yang terang bagimu.
Baca Juga Artikel Terkait :