Monday, March 21, 2016

Pembahasan LPM Kajian no.20 : Menjadi Golongan Umat Terbaik








Klik immage di atas untuk memperjelas

Khoirukum man ta'allamal-Quran wa 'allamahu

Sebaik-baik kalian (adalah) org yang belajar al-quran dan mengajarkannya.

Setiap orang yang ingin selalu meningkat maka dia akan senantiasa berusaha, diantaranya dengan mempelajari bidang yang digelutinya.

Saudara masih ingat bukan, pada postingan yang lalu bahwa untuk mencapai kesuksesan urusan dunia dan akhirat ada disiplin ilmunya masing masing-masing.

Orang yang belajar Quran diantaranya bagaimana cara membaca, bagaimana mengetahui arti yang terkandung di dalamnya, serta bagaimana cara mewujudkan dalam amalan nyata, maka dialah orang yang terbaik.



Friday, March 11, 2016

Pembahasan LPM Kajian no.19 : Ingin Melihat Neraka Jahiim, Ini Alatnya !!












klik immage di atas untuk memperjelas

Kalla law ta'lamuna 'ilma alyaqiin latarowunna al-jahiim tsumma latarowunnaha 'ainal yaqiin


Ingatlah, andai tahu kalian (dengan) ilmu yakin niscaya kalian lihat sungguh neraka jahiim kemudian niscaya kau lihat sungguh neraka jahim itu (dengan) mata yakin.


Sebagaimana judul posting kita kali ini, ingin melihat neraka jahiim ? alat apa yang dipakai ?


Relevan dengan posting dalil yang lalu , bahwa ilmu Quran dan Hadits merupakan alat teropong canggih buatan Alloh SWT.


Dengan keterbatasan manusia atas ilmu yang dimilikinya, tiada pengetahuan yang didapat selain juga dari pemberian Yang Kuasa.


Maka jika manusia ingin mengetahui ilmu banyak tiada jalan lain selain dengan cara " ta'allam" belajar.


Mengetahui kandungan arti dari al-Quran dan Hadits, niscaya akan memahami sesuatu yang boleh jadi diluar akal pikirannya.

Ketika manusia berkenan membuka mata, membuka hati dan meyakini kebenaran isi kitabillah, maka itulah anugerah yang tiada terkira.


Melalui kajian ayat Quran dan Hadits kemudian benar2 diyakini maka hakikatnya sama saja dengan melihat apa yang akan Alloh SWT peragakan di pertunjukan akhirat kelak.


Kita masih di dunia, masih hidup namun dengan ilmu keyakinan dapat melihat neraka jahiim, subhanalloh.


Jika tidak demikian, jika manusia meremehkan peringatanNYA, maka kelak benar2 akan melihat neraka jahim dengan mata kepala sendiri.


Tentu saja kita berharap cukup dengan Kitabillah kita percaya, kita tidak perlu melihat neraka dengan mata kepala sendiri, karena dengan begitu berarti kita telah benar2 masuk neraka...na'udzubillah.


Ya Alloh, qod' ...qod'   cukup ayatmu sebagai peringatan bagi hambamu ini.

InsyaAlloh hambamu ini akan terus...dan terus ....mendekatimu...terus mencari ilmu....agar menjadi org khusu'.....Allohumma aamin. 

Tuesday, March 1, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.18 : Penenang dan Penyejuk Hati


 










Klik gambar di atas untuk memperjelas


Ya ibna Adam taf-farogh li 'ibadaty amla' sod-roka ghinan wa asyud-da faq-roka wa in lam taf'al mala'tu sod-roka sughlan wa lam asyud-da faq-roka.
Hai anak Adam  (manusia) sempatkanlah ibadah kepadaKu (maka) Aku penuhi dadamu (hatimu) dengan kaya dan Aku tutup rasa faqirmu dan jika tidak kau kerjakan (maka) Aku penuhi dadamu dengan sempit dan tidak Aku tutup kefakiranmu. Riwayat hadits Ibnu Majah juz 2 Kitabu Zuhdy no.hadits 1376

Saudara, hadits di atas dilihat dari matan/isinya termasuk hadits "qudsi" artinya suci, yaitu firman Alloh SWT yang tidak terhimpun dalam kitab Quran tetapi melalui lisan Rosulullohi SAW.

Alloh berfirman menyerukan kepada manusia agar menyempatkan ibadah kepadaNYA. Manusia yang diberikan akal dan pikiran secara normalnya mempunyai rasa dan kehendak. Di dalam hidupnya manusia mempunyai keinginan untuk diwujudkan. Jika tidak mendapatkan masukan informasi yang berupa peringatan bahwa sebagai insan kelak akan meninggal dunia kemudian diminta pertanggungjawaban, maka manusia boleh jadi hidupnya sebatas mencari pemenuhan kebutuhan biologis seperti kebutuhan makan, pakaian , dan tempat tinggal.

Jika manusia mau menyempatkan, berusaha secara sungguh-sungguh menomorsatukan urusan ibadah kepada Alloh dengan menyisihkan waktu, pikiran, konsentrasi mengalahkan urusan lainnya maka Alloh SWT akan membuat hati orang itu merasa kaya dan rasa fakir-selalu merasa kurang, akan tertutup.

Belum tentu orang yang memiliki materi yang berlimpah, kata orang Jawa " emas picis rojobrono" simpanan emas yang banyak segala keinginan terpenuhi kemudia meraka merasa tenteram, hatinya tenang, damai. Juga belum tentu orang yang kelihatannya menderita, dari apa yang dimakan tiap hari, pakaian yang dikenakan dan tempat tinggalnya terlihat berada pada garis kemiskinan kemudian dia merasa sedih, tertekan hidupnya.

Dari hadits di atas bahwa perasaan kaya atau miskin ternyata ada di dalam dada/hati.

Tiada manusia yang ingin merasakan pendertitaan, sehingga segala daya upaya dikerahkan agar mendapatkan rasa nyaman, rasa tentram damai.

Apa yang didapatkan manusia di dalam hatinya setelah mereka usaha meraihnya bukan serta-merta hasil manusia itu sendiri, rupanya Sang Pencipta sangat besar pengaruhnya.

Rasa tenang, tenteram , damai dan yang berupakan bagian kebahagiaan seseorang bukan terletak pada banyaknya jumlah materi duniawi yang dimiliki namun Alloh SWT juga yang mengendalikan.

Jika manusia makin mendekatkan diri kepadanya dengan mengutamakan urusan ibadah maka meskipun kepemilikan harta benda sangat minim bahkan tergolong org miskin, namun Alloh juga yang membuat hatinya tenang, damai, rasa syukur dll.

Namun jika hal ini tidak diindahkan, sekalipun sudah memiliki kekayaan yang berlimpah Alloh akan makin memberikan hatinya sempit, problema kehidupan datang silih berganti dan perasaan kekurangan/kefakiran semakin menjadi.

Rupanya ini rahasia ini telah dijabarkan dalam hadits di atas, alhamdulillah.

Dengan kajian meski melalui internet yang diakui keterbatasannya, namun upaya ini harapannya tergolongkan di jalan Alloh- fii sabilillah.

Aamin.      

Hadits di atas semoga sedikit memberikan refernsi.

Sunday, February 21, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.17 : Memiliki Alat Peneropong Canggih Dari Alloh SWT













Klik immage di atas untuk memperjelas 

Qod ja-akum bashoiru min robbikum fa man abshoro fa li nafsihi wa man 'amiya fa 'alaiha wa ma ana 'alaikum bi hafiidzin

Sungguh (telah) datang kepada kamu sekalian alat melihat dari tuhan kamu sekalian maka barang siapa yang melihat maka manfaat bagi dirinya dan barang siapa yang buta maka berat atasnya dan tidaklah saya (nabi) atas kamu sekalian dengan menjaga. 

Saudara, bashoiru = alat teropong untung melihat maksudnya tidak lain adalah ayat-ayat Qur an sendiri.

Dengan mencintai - mempelajari - hingga paham arti kandungannya maka berarti menggunakan ayat sebagai teropong untuk melihat-mengetahui hukum2 yang ada sebagaimana yang sudah Alloh SWT tentukan.

Kecanggihan teropong / ayat2 ciptaan Alloh SWT ini dapat melihat segala macam yang di luar kita seperti mencermati kisah yang terjadi di masa lalu, apa yang sedang berlangsung sekarang bahkan cerita yang akan Alloh peragaan kelak di hari akhir. Ayat2 Qu'ran yang didukung penjabarannya oleh sabda nabi dalam hadits bahkan dapat sekaligus untuk bercermin terhadap manusia penggunanya. Instropeksi diri apakah pengertian, keyakinan hingga amalannya sudah sesuai dengan ketentuan sebagaimana yg dikehenaki Alloh dan Rosulullohi SAW.......Allohu akbar.

Barang siapa yang mau menggunakan teropong di atas maka manfaatnya akan dirasakan sendiri, sedangkan bagi yang "buta" maksudnya membutakan diri terhadap ayat2 Alloh, menghabiskan umur yang diberikan tetapi hidupnya menutup mata dari peringatan Alloh, maka makhluk yang model begini diancam dengan siksaan sebagaimana tertuang dalam surah al-A'rof (7);179 " Dan niscaya sungguh Kami jadikan /menyediakan untuk jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, bage mereka hati (tapi) tidak memahami terhadapa quran, dan bagi mereka mata tetapi tidak -yubshiruu-melihat kepada ayat, dan bagi mereka telinga tetapi tidak mendengarkan kepada ayat, mereka itulah sebagaimana binatang bahkan lebih sesat/hina "

Hidup di dunia dengan tidak mengindahkan peringatan sang pencipta merupakan perilaku kebodohan, tentunya kita hamba yang dianugerahi akal pikiran yang normal tidak akan membiarkan diri dalam kebodohan yang akan merugikan diri sendiri. Ini perlu penyadaran yang mendasar, lihat postingan relevan yang lalu di sini  

salah satu usaha menghilangkan kebodohan adalah dengan belajar... (maaf bahasanya terkadang dianggap merendahkan...kalaw bhs halusnya "ketidaktahuan ' ).

Lebih detail lagi bahwa Quran sebagai alat meneropong, kiyas/analoginya seseorang yang mengikuti lomba mencari jejak. Dia berada di tempat yang tinggi, kemudian ia diminta untuk mencari rumah kecil yang sudah digambar dalam peta. Hal yang harus dia ingat agar memenangkan lomba adalah, menentukan sasaran yang tepat sebelum melangkahkan kaki, karena batasan waktu juga diberlakukan. Maka jika dia ingin berhasil harus lebih dulu menentukan sasaran dengan melalui route yang juga jelas. Teropong menjadi vital penggunaannya. Dalam batasan waktu yang ditentukan belum menemenukan rumah sebagai sasaran maka dinilai gagal, kalah dalam lomba.

Saudara, aplikasi/penerapan kias di atas bahwa manusia hidup di dunia sebenarnya dibatasi umur untuk menentukan dan menapaki route demi meraih sasaran "jalan kembali" di kehidupan nikmat di akhirat. Kitabillah al-Quran adalah jawabannya.
Jika sampai habis umur masih belum menemukan jalan kembali maka tentu saja akan tersesat..na'udzubillah.

Kemudian pada bagian akhir ayat disebutkan "dan tidaklah aku (nabi) sebagai org yang menjaga atas kalian".
Dari hasil leterangan yg didapat pengertian ayat tersebut " mansukhun" pengertiannya. Kalau aslinya pengertian bahwa rosul sebagai pembawa risalah menjaga keselamatan hambanya karena sudah dijaga.

Adapun pengertian yang berlaku bahwa keselamatan hamba adalah tergantung bagaimana upaya hamba hamba itu sendiri untuk dapat masuk surga selamat dari neraka.
Rosululloh memberikan pertolongan /syafa'at kepada hamba yang sudah benar2 mengikuti syariatnya.

semoga kita diberikan kekuatan kesobaran dalam menapaki route kehidupan untuk mencapai ni'mat di kehidupan akhirat. aamin 

Wednesday, February 10, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.16 : Ruhnya Islam Dan Tiyang Keimanan








Klik immage di atas untuk memperjelas

Al'ilmu khayatul iiman wa 'imadul iiman

Ilmu (itu) hidupnya Islam dan tiyangnya keimanan.

Hidupnya Islam dengan ilmu, memang demikian adanya. Islam adalah dinulloh -agamanya Alloh SWT yang mana konsep pemikiran , petunjuk, suri tauladan, tamtsil/gambaran2, perintah, larangan, semuanya sudah tertuang secara gamblang di dalam Kitab Suci al-Quran 30 juz. Konsep pedoman agama Islam tersebut sudah tersusun secara sempurna di louh al-mahfudz "papan yang terjaga" . Sedangkan yang kita jumpai di dunia ini adalah mushaf lembaran yang dicetak oleh manusia untuk memudahkan kita mempelajarinya. Demikian juga kitab hadits yang mana isinya adalah uraian teladan Rosulullohi SAW.

Selagi masih berwujud lembaran kertas maka kitab al-Quran dan kitab hadits  tentu saja semacam benda mati. Terpajang rapih pada rak di toko kita, toko buku berdampingan dengan buku-buku lain yang juga dijual di sana.

Dengan memahami isi dan kandungan al-Quran dan hadits dengan mengikuti kaidah cara mempraktekkannya maka dengan sendirinya akan terbentuk suatu amalan-amalan. Petunjuk yang dapat memotivasi dan menggerakkan anggota badan manusia.

Maka dengan kita mengkaji quran dan Hadits merupakan cara awal untuk menghidupkan Islam.

Komunitas berkumpulnya umat seperti di masjid, surau, majelis ta'lim, pondok pesantren dapat "hidup" ma'mur-ramai karena ilmu.

Contoh riel: suatu masjid yang senantiasa dipakai kajian ilmu secara rutin maka masjidnya menjadi hidup, masjid yang difungsikan sebatas solat berjamaah seakan menjadi mati.

Ilmu juga sebagai tiyangnya keimanan. Iman itu pekerjaan di dalam hati yang didasari keyakinan. Untuk meyakini sesuatu tentu saja butuh materi informasi tentu memerlukan ilmu pengetahuan. Keyakinan agama seseorang akan menjadi kokoh jika dia dapat mengenyam materi yang bersumber dari Quran dan Hadits menjadi ilmu pengetahuan yang masuk ke dalam hati sanubari.

Saudara-saudaraku , mari hidupkan Islam di dalam hati kita dengan harapan kemudian dapat tergerak menular kepada anggota keluarga kita, famili, tetangga, masyarakat umum dll.

Monday, February 1, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.15 : Ilmu Bekal Mencapai Sukses Dunia - Akhirat











Klik immage di atas untuk memperjelas

NB: untuk mencari arti kata , amati ketikan untuk warna hijau adalah lafadz Arabiyahnya sedangkan warna biru adalah terjemahan dalam Bhs.Indonesia. Semoga Saudara yang ingin mengerti dan dapat praktek mengartikan kata demi kata tidak mengalami kesulitan.

wa qola Ali karromallohu waj hahu man aroda dun-ya fa'alaihi bil 'ilmi wa man aroda al-akhirota fa 'alaihi bil 'ilmi wa man aroda huma fa 'alaihi bil 'ilmi
Dan berkata (siapa) Ali semoga Alloh memuliakan wajahnya , barang siapa menghendaki dunia maka atasnya ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat maka atasnya ilmu dan barang siapa menghendaki keduanya maka dengan ilmu.

Hadits ini demikian jelas bahwa apapun yang akan diraih memerlukan pengetahuan yang memadai. Ilmu sebagai persyaratan tercapainya sesuatu terkadang mengikuti pola yang sudah teratur, formal seperti sekolah, kuliah, kursus ketrampilan dll. Namun ada yang sifatnya langsung praktek di lapangan misalnya ingin menjadi tukang kayu, maka boleh jadi langsung diajari dengan cara menjadi kenek/pembantu.

Untuk memperolah keduniaan sekecil apapun tingkatannya memerlukan ilmu pengetahuan.

Terlebih ingin mencari kesuksesan akhirat.

Tidak sedikit seruan dari Alloh SWT melalui firman yang terangkum dalam Kitabillah /al Quran ataupun dari Rosulullohi SAW dengan sabdanya yang sekarang kita jumpai dalam kitab hadits.

Sampai ditegaskan oleh Alloh SWT jangan kau amalkan apapun urusan agama /ibadah selagu kalian belum/tidak tahu ilmunya. 

Saudara2 ku , bagaimana mengikuti kajian hingga posting ke-15 ini saya harap tidak ada kesulitan yang berarti.

Thursday, January 21, 2016

Pembahasan LPM Kajian No.14 : Alat Kokoh Berpegang Teguh Agar Tidak Tersesat












Klik immage di atas untuk memperjelas 

wa qola shollallohu 'alaihi wa salam taroktu fii kum amroini lan tadhillu ma tamassaktum bihima kitabillahi wa sunnati nabiyihi

Dan bersabda sholallohu 'alaihi wa salam telah aku di dalam kamu sekalian dua perkara tidak akan tersesat kamu sekalian selama berpegang teguh dengan keduanya (yaitu) AL-Quran dan sunah/ajaran nabinya Alloh.

NB: Agar memudahkan mengetahui arti kata demi kata dari setiap postingan dalil Quran atau Hadits, silahkan mengamati dengan perbedaan warna. Untuk lafadz Arabic berwarna hijau sedangkan untuk terjemahan dalam bhs.Indonesia berwarna biru.

Saudara-saudaraku di mana saja, bagaimanapun keadaanya, bersyukur kepada Alloh SWT masih berkenan memberikan kepada kita mengoptimalkan sisa-sisa umur untuk diisi amal sholih memperbanyak bekal saat menghadapNYA kelak.

Empat belas posting telah kita lalui dari rencana total 39 insyaAlloh hingga khatam. Apa yang dapat saya dan Saudara ambil dari hikmah belajar kajian di sini berharap Alloh SWT memberikan petunjuk ke jalan kebenaran dan keselamatan. 

Ok, kita lanjut

Hadits yang kita posting ini barangkali sudah tidak asing di telinga Saudara2, karena memang cukup populer.

Sabda Rusulullohi SAW ini merupakan wasiat kepada kamum muslimin yang ditinggalkannya bahwa dengan berpegangteguh kepada apa yang rosul ajarkan, maka tidak akan tersesat.

Yang perlu digarisbawahi dari sabda rosul di sini adalah " dengan berpegang teguh maka tidak akan tersesat"

Ada dua hal yang menjadi prinsip di sini,

bahwa jika tidak berpegang kepada kitabillah dan sunah/tuntunan rosul akan tersesat, karena demikian banyaknya ajakan, pendapat, pandangan  dari manusia yang tidak bersumber kepada aslinya petunjuk rosul, begitu menggoda dan meninabobokkan mayoritas umat. Kebanyakan dalam hal tuntunan ibadah lebih tertarik kepada perkara yang kelihatan mudah dilakukan terlebih sudah lama membudaya di kehidupan masyarakat meskipun tidak jelas sumber hukumnya baik dari Kitabillah maupun hadits rosul.

Yang kedua Rosululloh cukup melafadzkan "tidak akan tersesat"  bagi sesiapa yamg benar berpegangteguh. Sedangkan pada hari akhir kelak yang ada hanya dua pilihan, keselamatan (menuju surga) atau tersesat (tidak berhasil sampai surga alias masuk neraka). Begitu dalam pengertian apa yang Rosululloh sabdakan sebagai wasiat bagi kita umat sepeninggal beliau.

Dalam hal seseorang menjalankan ibadah, sebagaimana telah difirmankan Alloh SWT dalam Quran Surah Adzariat (51) ayat;56 " Tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah (menyembah) kepadaKU" , hendaknya betul diniyati karena Alloh semata. Godaan dan rayuan yang menghadang hendaknya disikapi sebagai ujian dariNYA. Jika tidak diniyati sungguh2 maka dapat mudah terpengaruh , tertipudaya oleh keadaan , situasi di sekitarnya.

Coba kita amati ketentuan dari Alloh SWT yang dipatenkan pada surah Al-An'am (6); ayat 116 " Dan jika engkau (Muhammad SAW) taat kepada kebanyakan orang di bumi niscaya mereka menyesatkanmu jauh dari jalan Alloh, tidak mengikuti mereka melainkan kepada persangkaan, dan tidak ada mereka selain mengada-ada / berbuat dusta"

Rosulullohi SAW saja yang sudah mendapat wahyu langsung dari Alloh SWT masih diperingatkan dengan tegas. Terlebih kita umatnya jika tidak betul2 mengindahkan maka besar kemungkinan akan tersesat jalan.

Besarnya godaan yang dirasakan umat yang hendak benar2 konsekuen dengan ajaran kemurnian agama Islam di tengah umat kebanyakan diibaratkan hendak menyeberang sungai yang cukup besar arusnya. Jika tidak punya pegangan yang kuat dan ingat dengan tujuan awal ingin melewati sungai sampai berhasil mendarat di seberang sana, niscaya akan terbawa arus.

Berpegangteguh kepada kitabillah dan sunah nabi dalam prakteknya yaitu dengan mengkaji, mengetahui bacaan lafadz Arabiahnya lalu mengerti arti, maksud dan tujuannya. Dari hasil kajian ini jika ada cerita dipercaya, jika ada perintah dilaksanakan, jika ada larangan dijauhi.

Dalam mengamalkan jika ada ujian/cobaan ya tetap disikapi dengan sobar dan penuh "tawakal" berserah diri kepadaNYA.

Ujian yang Alloh berikan kepada hamba yang sungguh ingin mencari ridho dan rohmat, harus tetap dihadapi dengan keyakinan akan mendapat pertolongan dan kemudahan. Setiap kesulitan yang dihadapi harus terus ditembus, karen dibalik kesulitan ada kemudahan " inna ma'al 'usyri yusron " sungguh beserta kesulitan (ada) kemudahan.

Kitabillah dan sunah/hadits Rosul merupaka alat yang kokoh agar kita tidak tersesat, agar kita tidak hanyut terbawa arus.

Dengan senantiasa kita memohon petunjuk disertai dengan usaha menelusuri jejak sabdanya semoga kita semakin didekatkan menuju hidayah dan rohmanNYA, aamin.

BDIG (Belajar Islam Dengan Gambaran) : Pensiun Dunia Untuk Bekal Pensiun Akirat

  وَيَضْرِبُ اللَّهُ ‌الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ  [إبراهيم: 25 -            Dan Alloh menjadikan gambaran bagi manusi...